Friday, May 06, 2005

Jualan air mata

Terdampar di restoran menado dengan perut yang kelaparan, sambil menunggu kami disuguhkan tayangan yang menarik rasa iba. Bukan menarik mata, karena jelas selera makan menyurut drastis saat melihat scene-scene penguras air mata itu. Judul acaranya LUNAS, pengkonsep tentu the Yahya's..hm, who else? =p anyway...konsep acaranya adalah mereka melunasi hutang orang tersebut. Yang tentu kali ini tidak dipilih secara acak, melalui seleksi yang sepertinya adalah kelas ekonomi bawah (kalau perlu yang udah tiarap malah di lantai, dan lebih baik lagi bila ada yang sakit anggota keluarganya). Hm, entah kelamaan bergaul sama sayap mana waktu kerja di trans dulu, tapi sumpah..gak tahan banget aku sama hal-hal begini. Nunjukin mental bangsa Indonesia yang semakin primitif..

Kenapa primitif? Karena di Indonesia, idealisme masih tidak bisa menghasilkan uang. Mereka tidak dihargai lebih dari cangkul kapitalisme dipuja-puja. Beberapa orang yang kutahu bekerja di stasiun TV, ingin sekali bekerja dan bukan sekedar berkarya. Atau kalau boleh, ya dua-duanya. Intinya, nurani sering sekali melompat keluar raga saat mereka harus membuat tayangan 'sinetron' itu. Ah, tapi mau bilang apa, jualan air mata, kekerasan dan seks memang paling tinggi saat ini.

Balik lagi ke acara LUNAS, yang buatku paling 'mengintimidasi' adalah saat mereka diminta menunjukkan secara nyata apa saja yang mereka punya untuk melunasi hutang tersebut. Jadi dikeluarkanlah uang 75 ribu dari bawah kasur, sofa usang berdebu, piring2 dari bak cucian dan bahkan panci2 yang tersisa. Luar biasa bagaimana ide mengalir lancar untuk menjadikan mereka bawang putih bagi mata para pemirsa...salut pada kalian, konseptor dan produser!!Provociat!

No comments: